Jumat, 18 April 2014
Rabu, 16 April 2014
Evaluasi Observasi ke Sekolah
Kelompok 11 :
Ketua : Novemina Angelita 131301028 http://13028na.blogspot.com
Anggota :
Maimunah 131301018 http://13018mm.blogspot.com
Siti Khalida Ilmi 131301062 http://13062ilmidl.blogspot.com
Indri Diani 131301128 http://13128id.blogspot.com
C. Evaluasi
dan Laporan
1. Evaluasi
a. proses
pelaksanaan observasi
Pada tanggal 27 Maret 2014 pukul 07:00 WIB Novemina
angelita ketua kelompok 11 bersama Dessy awalia ketua kelompok 13 pergi mencari
sekolah yg akan kami observasi, kami merencanakan untuk mengobservasi bersama
pada satu sekolah namun berbeda tingkatan kelasnya, dengan berbekal keberanian,
KTM dan lafazh basmallah kami pergi ke sekolah SDN 068083 Medan di jalan
kemuning Tj.rejo untuk menghadap kepala sekolah SDN 068083 Medan , dan Alhamdulillah
kami bisa bertemu langsung dengan ibu kepala sekolah, kami mulai dengan
perkenalan dan menjelaskan maksud kedatangan kami lalu kami meminta izin agar pada tanggal 28
Maret 2014 kami sudah dapat melakukan observasi, kami juga menjelaskan bahwa surat
izin observasi kami sedang dalam pengurusan, dan Alhamdulillah ibu kepala
sekolah mengizinkan kami untuk dapat melakukan observasi pada tanggal 28 Maret
2014 dan meminta agar surat izinnya dapat diserahkan secepatnya.
Pada tanggal 28 Maret 2014 pukul 07:30 kami kelompok
11 berkumpul di SDN 068083 untuk segera melaksanakan observasi, sebelum kami
melakukan observasi kami melapor terlebih dahulu kapada guru yg akan mengajar
di kelas yg akan kami observasi yaitu kelas 1, kami menjelaskan bahwa kami akan
merekam dinamika pembelajaran antara siswa dengan guru. Dan setelah mendapat
izin kami langsung memulai mengobservasi kelas 1 SDN 068083 dengan merekam
aktivitas di dalam kelas.
Observasi kami lakukan dengan menganalisis
berdasarkan teori belajar yang relevan dan teori perkembangan pada middle
childhood karna observasi ini kami lakukan pada siswa dasar kelas 1.
Berikut pembagian
tugas observasi kelompok 11:
-
Meminta izin pihak sekolah (Novemina
angelita 13-028)- Merekam interaksi siswa dan guru (Novemina angelita 13-028)
- Mengambil foto fasilitas sekolah (Maimunah 13-018 dan Indri Diani 13-128)
- Mencatat hasil observasi (Siti khalida Ilmi Daulay 13-062 dan Indri Diani 13-128
- Membuat laporan observasi :
(Maimunah 13-018, Novemina angelita 13-028 dan Siti khalida Ilmi 13-062)
- Menyusun hasil dokumentasi (Indri Diani 13-128)
- Menyusun slide laporan observasi (Novemina angelita 13-028 dan Maimunah 13-018)
- Membuat evaluasi hasil observasi
(Novemina angelita 13-028, Maimunah 13-018, Siti khalida ilmi 13-062 dan Indri diani 13-128)
Sebelum mengobservasi, kita harus mengetahui bagaimana cara
mengajar yang efektif, karna mengajar
adalah hal yang kompleks maka guru harus menguasai beragam perspektif serta
strategi, dan mengaplikasikannya dengan fleksibel.
Ada 2 hal yang harus dimiliki oleh guru :
1.
pengetahuan
dan keahlian professional
maksudnya adalah seorang guru harus
menguasai materi pelajaran dan keahlian/keterampilan dalam mengajar, guru harus
mengetahui bagaimana cara berkomunikasi dan memotivasi murid-murid yang beragam
budaya nya.
2.
komitmen
dan motivasi
komitmen dan motivasi ini dibutuhkan oleh guru agar
dapat melewati masa-masa sulit dan melelahkan dalam mengajar, guru yg efektif
memiliki kepercayaan diri terhadap kemampuannya sendiri sehingga tidak akan
membiarkan emosi negative melemahkan motivasinya.
Teori perkembangan
-
perkembangan kognitif : Operational
Kongkrit (7‐11), penggunaan logika yang memadai. Tahap ini telah memahami operasi logis dengan
bantuan benda konkrit.kami akan menganalisis berdasarkan
periode perkembangan, yaitu pada middle childhood (masa sekolah dasar) di mulai
dari usia 6 tahun sampai 11 tahun, pada tahap ini anak mulai menguasai keahlian
membaca, menulis, dan menghitung. Prestasi menjadi tema utama dari kehidupan
anak dan mereka semakin mampu mengendalikan diri, ini dapat terlihat ketika ibu
guru memberikan tugas lalu mereka mengerjakan di buku tulis, ketika ibu guru
mengatakan “siapa yang bisa menulis kata menyapu
di papan tulis ibu kasih nilai 100” lalu mereka semua berteriak dan
mengacungkan tangan keatas sambil berlari menuju meja guru, mereka berebut
untuk bisa menuliskan nya di papan tulis dan mendapat nilai 100, lalu ibu guru
mengintruksikan siapa yang duduk rapi, dia yang boleh menuliskannya kedepan,
dan mereka pun berebut untuk duduk yg rapi, ini membuktikan bahwa pada tahap
ini prestasi memang menjadi tema utama dari kehidupannya dan mereka mampu
mengendalikan diri. Di periode ini mereka berinteraksi dengan dunia social yang
lebih luas di luar keluarganya.
-
Periode
perkembangan emosional yaitu masa transisi dari early
childhood ke middle childhood: saat anak menjalani transisi ke sekolah dasar,
mereka akan berinteraksi dan mengembangkan hubungan dengan teman-teman di
lingkungan barunya, dan lingkungan nya itu akan membentuk pemahaman tentang
diri mereka.
-
Perkembangan
psikososial
Hal tersebut berkaitan dengan
perkembangan dan perubahan emosi individu. J. Havighurst mengemukakan bahwa
setiap perkembangan individu harus sejalan dengan perkembangan aspek lain
seperti di antaranya adalah aspek psikis, moral dan sosial. Menjelang masuk SD,
anak telah Mengembangkan keterampilan berpikir bertindak dan pengaruh sosial
yang lebih kompleks. Sampai dengan masa ini, anak pada dasarnya egosentris (berpusat pada diri sendiri)
dan dunia mereka adalah rumah keluarga, dan taman kanak‐kanaknya.
Pendidikan yang sesuai secara perkembangan, yaitu
pendidikan yang didasarkan pada pengetahuan perkembangan khas dari anak-anak
dalam rentang usia dan keunikan anak. Pengetahuan ini dapat di jadikan pedoman
bagi guru dalam mempersiapkan lingkungan belajar, anak-anak akan berkembang
dengan sangat baik jika mereka merasa aman secara psikologis. Perkembangan anak
juga akan meningkat ketika dia diberikan kesempatan untuk mempraktikkan keahlian
baru dan merasakan tantangan diluar kemampuan mereka saat itu, dalam hal ini
diharapkan orang-orang dewasa yang berada disekitarnya memberikan dorongan
kepada anak agar mau belajar dan tidak menyerah karna anak-anak adalah
pembelajar yang aktif dan harus didorong untuk membangun pemahaman dunia di
sekitarnya.
Teori
belajar
Pembelajaran
adalahpengaruh permanen atas perilaku, pengetehuan, dan keterampilan berpikir
yang diperoleh dari pengalaman.
- Behavior
perilaku harus dijelaskan melalui
pengalaman yang dapat diobservasi, pandangan behavioral ini merupakan pembelajaran
asosiatif, yang dapat kami observasi di
dalam kelas 1 SD :
1. Operant
Conditioning
Bentuk
pembelajaran dengan konsekuensi-konsekuensi yang memungkin kan perilaku untuk
di ulangi atau di hapuskan.
Contoh
; murid menjawab pertanyaan dari guru dengan benar, guru memberikan nilai 100
sehingga murid merasa senang dan termotivasi untuk menjawab dengan benar lagi.
Bentuk pembelajaran dengan cara
mengamati, lalu menirukan perilaku.
Contoh: guru membacakan kalimat yang ada di dalam
buku bahasa Indonesia, murid menirukan kalimat tersebut.
b. Evaluasi hasil observasi di kelas
1. Di kelas
interaksi/ komunikasi antara murid dan guru
berjalan dengan baik sehingga proses pembelajaran juga berjalan dengan baik. Cara
berbicara guru keras dan jelas untuk dapat menarik perhatian murid-murid.
2. Setting ruangan kelas
Tata
letak ruang sama seperti sekolah lain pada umumnya, di dalamnya terdapat
alat-alat belajar seperti black-white board, lemari buku, meja dan kursi,
alat-alat tulis seperti spidol dan kapur, serta terdapat hiasan dinding seperti
peta, gambar pahlawan, foto presiden dan wakilnya
3.Setting lokasi sekolah
Jumlah
ruangan ada 6, dipakai untuk kelas pagi dan siang. Halaman sekolahnya kecil
karna halaman sekolah nya dibagi 2 dengan sekolah SDN yang ada tepat di depan
SDN 068083.
Karakteristik Anak SD
1. Karakteristik anak usia
SD adalah senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, serta
senang merasakan/ melakukan sesuatu secara langsung. Oleh karena itu, guru
hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan,
memungkinkan siswa berpindah atau bergerak dan bekerja atau belajar dalam
kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung
dalam pembelajaran.
a. Anak SD Senang Bermain.
Karakteristik ini menuntut
guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih –
lebih untuk kelas rendah.Guru SD seyogyanya merancang model pembelajaran yang
memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan
model pengajaran yang serius tapi santai. Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya
diselang saling antara mata pelajaran serius seperti IPA, Matematika, dengan
pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani, atau Seni
Budaya dan Keterampilan (SBK).
b. Anak SD Senang Bergerak.
Orang dewasa dapat duduk
berjam‐jam, sedangkan anak SD dapat duduk
dengan tenang paling lama sekitar 30 menit.Oleh karena itu, guru hendaknya merancang
model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak.Menyuruh anak
untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan.
c. Anak usia SD Senang Bekerja dalam Kelompok.
Anak usia SD dalam
pergaulannya dengan kelompok sebaya, mereka belajar aspek-aspek yang penting
dalam proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok,
belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan,
belajar menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara
sehat (sportif), mempelajarai olah raga dan membawa implikasi bahwa guru harus
merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar
dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa
implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak
untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk
membentuk kelompok kecil dengan anggota 3‐4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara
kelompok.
d. Anak SD Senang Merasakan
atau Melakukan/memperagakan Sesuatu Secara
Langsung.
Ditunjau dari teori
perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional konkret. Dari apa
yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan
konsep‐konsep lama. Bagi anak SD, penjelasan
guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan
sendiri (membuat contoh-contoh yg sesuai dengan pengalamannya), sama halnya
dengan memberi contoh bagi orang dewasa. Dengan demikian guru hendaknya
merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam
proses pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih memahami tentang arah mata
angin, dengan cara membawa anak langsung keluar kelas, kemudian menunjuk
langsung setiap arah angin, bahkan dengan sedikit menjulurkan lidah akan
diketahui secara persis dari arah mana angina saat itu bertiup.
Kesimpulan Observasi :
Dari hasil observasi yang kami lakukan di kelas 1 SD
068083 dapat kami simpulkan bahwa metode pembelajaran yang di terapkan sudah
sesuai pada perkembangan anak, seperti metode pembelajaran operant conditioning
dan modeling.
Demikian evaluasi hasil observasi psikologi
pendidikan kelompok 11, kami sangat berterimakasih kepada ibu S.Nasution, SPdi selaku kepala sekolah dan ibu wali kelas 1 SDN
068083 Medan yang telah mengizinkan kami melakukan observasi dalam rangka
pemenuhan tugas mata kuliah psikologi pendidikan. Terimakasih atas
perhatiannya, semoga hasil observasi ini dapat meningkatkan pemahaman kita
tentang psikologi pendidikan.
sumber tulisan:
jurnal psikologi perkembangan middle childhood (karakteristik siswa SD.pdf) oleh sugiyanto
Buku psikologi pendidikan edisi kedua John W. Santrock
Kelompok 11 :
Ketua : Novemina Angelita 131301028 http://13028na.blogspot.com
Anggota :
Maimunah 131301018 http://13018mm.blogspot.com
Siti Khalida Ilmi 131301062 http://13062ilmidl.blogspot.com
Indri Diani 131301128 http://13128id.blogspot.com
Langganan:
Postingan (Atom)