Jumat, 20 Juni 2014



LAPORAN OBSERVASI PAUD
Di
S
U
S
U
N
OLEH
Fariz Hafizan             131301026
Novemina Angelita   131301028
Susi Astriani               131301030
Evilda Syafitri            131301052



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS PSIKOLOGI
MEDAN
2014

                                                 KATA PENGANTAR
          Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME karna berkat dan  rahmatNyalah kami dapat menyelesaikan laporan observasi perkembangan anak usia dini di PAUD Tunas Kuala Medan, dan tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Hotmauli selaku Kepala Sekolah dan guru – guru di PAUD Tunas Kuala Medan karna berkat bantuan beliau observasi kami bisa terlaksana dan  laporan observasi ini dapat terselesaikan.
          Kami yakin dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari kata sempurna maka dari itu kami minta saran dan kritik dari Dosen mata kuliah PKB1 agar kami dapat  memperbaiki laporan- laporan yang akan kami buat selanjutnya.
          Akhir kata kami ucapkan wassalamualaikum Wr.Wb, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Aamiin.
Medan, 10 Juni 2014

                                                                                                                    Penyusun








BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan bagi anak usia dini ( 0-6 tahun ) merupakan suatu hal yang sangat penting dalam perkembangan kepribadian anak, baik dalam berkreativitas, berimajinasi, dan berfikir maupun bersosialisasi dengan orang lain. Penelitian neorosclence memperlihatkan bahwa usia 0-6 tahun adalah masa yang sangat penting dalam pertumbuhan intelektualnya. Dimana 80% dari seluruh perkembangan intelektual manusia berkembang pada saat ini.
Mendidik anak usia dini bukanlah suatu hal yang mudah. Meski setiap orang dewasa yang secara naluriah dan alamiah dapat dikatakan adalah pendidik bagi anak usia dini , tidak jarang terjadi kekeliruan-kekeliruan dalam menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan kapasitas anak usia dini, sehingga berdampak negative pada pendidikan mereka di tingkat sekolah selanjutnya, maka pendidik dapat menyusun program pendidikan bagi anak usia dini dengan penerapan metode yang tepat, sesuai dengan tahap-tahap perkembangan anak usia dini
Oleh karena itu, pendidik anak usia dini dituntut untuk dapat berperan secara maksimal dalam rangka menumbuhkembangkan seluruh potensi anak usia dini. Sehingga masa keemasan yang terjadi pada saat itu dapat dioptimalkan. Kapasitas pendidik anak usia dini, sejatinya adalah berkemampuan dalam memahami tumbuh kemabang anak, memahami proses dan cara belajarnya serta metode yang sesuai, memahami perencanaan dan pengevaluasian program pembelajaran.memahami pembuatan dan penggunaan alat permainan edukatif, memahami kegiatan permainan, gerak dan lagu anak, sehingga pembelajaran bagi anak usia dini dapat diselenggarakan secara menyenangkan.
PROFIL PAUD
Nama Lembaga : PAUD TUNAS KUALA
Alamat : Jl.Luku Kel.Kwala Bekala Kec.Medan Johor
Jumlah Siswa : 42 orang
Jumlah Guru : 6 orang
Visi :
Misi :




BAB II
KAJIAN TEORITIS
A.         Perkembangan Fisik
pertumbuhan dipandang sebagai perubahan secara fisiologis sebagai  hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik Hasil dari pertumbuhan ini berupa  bertambah panjang tulang-tulang terutama lengan dan tungkai, bertambah tinggi dan  berat badan serta makin bertambah sempurnanya susunan tulang dan jaringan syaraf. Pertumbuhan ini akan terhenti setelah adanya maturasi atau kematangan  pada diri individu. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan adalah suatu perubahan yang bersifat kualitatif yaitu berfungsi tidaknya organ-organ tubuh. Perkembangan dapat juga dikatakan sebagai suatu urutan perubahan yang bersifat saling mempengaruhi antara aspek-aspek fisik dan psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Contoh, anak diperkenalkan bagaimana cara memegang pensil, membuat huruf-huruf dan diberi latihan oleh orang tuanya. Kemampuan belajar menulis akan mudah dan cepat dikuasai anak apabila proses latihan diberikan pada saat otot-ototnya telah tumbuh dengan sempurna, dan saat untuk memahami bentuk huruf telah diperoleh. Dengan demikian anak akan mampu memegang pensil dan membaca bentuk huruf. Melalui belajar anak akan berkembang, dan akan mampu mempelajari hal-hal yang baru. Perkembangan akan dicapai karena adanya proses belajar, sehingga anak memperoleh pengalaman baru dan menimbulkan perilaku baru.






B.     Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini.

Piaget berpendapat bahwa anak berada pada tahap periode “praoperasional”, yang di deskripsi kemampuannya adalah sebagai berikut.

Periode
Deskripsi
Praoperasional
1.      Berfikir dengan menggunakan simbol (Syimbolic function),yang biasanya terjadi kira-kira antara usia 2-4 tahun. Pada tahap ini, anak dapat mengembangkan kemampuan untuk membayangkan secara mental suatu objek ( seperti manusia, rumah, hewan,dll yang tidak ada, berfikirya masih dibatasi oleh persepsinya. Mereka meyakini apa yang dilihatnya, dan hanya fokus kepada satu atribut atau dimensi terhadap satu objek dalam waktu yang sama. Cara berfikir mereka bersifat memusat (centering).
3.     (Irreversibility) Berfikirnya masih kaku belum fleksible. Cara berfikirnya terfokus kepada keadaan  awal atau akhir dari suatu transformasi (perubahan), Bukan kepada transformasinya itu sendiri. Contohnya; Anak mungkin memahami bahwa dia lebih lebih tua dari adiknya, tetapi mungkin tidak memahaminya, bahwa adiknya lebih muda dari dirinya. Atau anak memahami bahwa 1+2 = 3 tetapi dia belum memahami bahwa 3-1 = 2.
4.      Dapat mengelompokkan sesuatu berdasarkan satu dimensi, seperti;kesamaan warna, bentuk, dan ukuran.
5.      Cara berfikirnya masih egocentrism, yaitu ketidak mampuan untuk membedakan antara perspektif sendiri dengan perspektif orang lain.





C.   Perkembangan Sosial
Perilaku sosial merupakan aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain, baik  dengan teman sebaya, orang tua maupun saudara-saudaranya. Sejak kecil anak telah belajar cara berperilaku sosial sesuai dengan harapan orang-orang yang  paling dekat dengannya, yaitu dengan ibu, ayah, saudara, dan anggota keluarga yang lain. Apa yang telah dipelajari anak dari lingkungan keluarga turut  mempengaruhi pembentukan perilaku sosialnya. Ada empat faktor yang berpengaruh pada kemampuan anak bersosialisasi, yaitu :
a.     Adanya kesempatan untuk bergaul dengan orang-orang di sekitarnya dari berbagai usia dan latar belakang.
     b.  Adanya minat dan motivasi untuk bergaul
     c. Adanya bimbingan dan pengajaran dari orang lain, yang biasanya menjadi     
          “model” bagi anak.
     d. Adanya kemampuan berkomunikasi yang baik yang dimiliki anak. Menjadi   
         orang yang mampu bersosialisasi memerlukan tiga proses yaitu :
1.Belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial.
2.Memainkan peran sosial yang dapat diterima.
3.Perkembangan sikap sosial.

D.   Karakteristik  Umum Anak Usia Dini
Secara umum,masa ini memiliki karakteristik atau sifat-sifat sebagai berikut            ( M.Solehuddin dan Ihat Hatimah dalam M.Ali(Ed.),2007:1097-1098)
a .  Unik artinya setiap anak memiliki sifat yang berbeda satu sama lainnya.
b. Egosentris.Anak lebih cendrung melihat dan memahami sesuatu dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri.
c.  Aktif dan Energik.anak biasanya senang melakukan berbagai aktifitas.
d Rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal.
e. Eksplroratif dan jiwa petualang. Terdorong rasa ingin tahu yang kuat , anak lazimnya senang menjelajah, mencoba dan mempelajarihal-hal baru.
f.  Spontan. Perilaku yang ditampilkan anak umumnya relatif asli dan tidak ditutup- tutupi sehingga merefleksikan apa yang ada dalam perasaan dan pikirannya.
g Senang dan kaya dengan fantasi. Anak senang dengan hal-hal yang imajintif.
h Masih mudah frustasi. Umumnya anak masih mudah frustasi, atau kecewa bila menghadapi sesuatu yang tidak memuaskan.
i Masih kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu.
j.  Daya perhatian yang pendek. Anak lazimnya memiliki daya perhatian yang pendek, kecuali terhadap hal-hal secara intrinsik menarik dan menyenangkan.
k. Bergairah untuk belajar dan banyak belajar dari pengalaman. Anak senang melakukan berbagai aktivitas yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku pada dirinya.
l. Semakin menunjukan minat terhadap teman. Seiring, dengan bertambahnya usia dan penalaman sosial, anak semakin berminat terhadap orang lain.









BAB III
PEMBAHASAN
A.   Perkembangan Fisik
   secara fisiologis sebagai  hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik Hasil dari pertumbuhan ini berupa  bertambah panjang tulang-tulang terutama lengan dan tungkai, bertambah tinggi dan  berat badan serta makin bertambah sempurnanya susunan tulang dan jaringan syaraf. Di PAUD TUNAS KUALA, perkembangan fisik siswa/I nya cukup baik, sehingga kemampuan belajar menulis mudah dan cepat dikuasai anak dengan proses latihan yang diberikan pada saat otot-ototnya telah tumbuh dengan sempurna, dan sudah mampu memahami bentuk-bentuk huruf. Dengan demikian anak akan mampu memegang pensil/alat tulis lainnya dan membaca bentuk huruf. Melalui belajar anak akan berkembang, seperti yang kami lihat di PAUD TUNAS KUALA, siswa/I nya sudah mampu menuliskan namanya sendiri di papan tulis. Anak-anak juga menggunakan semua fasilitas permainan yang telah disediakan itu dengan riang dan gembira, ini menunjukkan bahwa kesehatan motorik kasar  dan halus dari siswa-siswa nya dalam keadaan baik.

B.    Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
Berdasarkan hasil observasi dan dihubungkan dengan teori Piaget yang berpendapat bahwa anak berada pada tahap atau priode “Praoperasional”, yang deskripsi kemampuannya adalah sebagai berikut
(symbolic-function). Misalnya ketika kami memberikan bayangan tentang suatu objek yaitu “bunga mawar warnanya apa?”. Maka siswa dengan spontan menjawab “merah”. Mereka berpikirnya masih dibatasi dengan persepsinya. Mereka menjawab sesuai dengan pengetahuannya.
Irreversibility. Sebagian siswa masih ada yang tidak memahami prinsip kebalikan, misalnya seperti ketika kami menanyakan 2+4 berapa? Lalu secara spontan anak-anak menjawab 6 , tetapi ketika kami bertanya 4-2 berapa? Hanya ada 1 anak yang menjawab dengan benar yaitu 2, sedang anak yang lainnya ada yang menjawab 1, 3 dan lainnya.
Pemahaman terhadap angka. Anak dapat menghitung, seperti ketika kami bertanya 3+2 berapa?  Lalu dia menghitung dengan jarinya dan menjawab 5.
Kemampuan mengklasifikasi. Ketika siswa-siswa sedang berlatih menari batak untuk penampilan di wisudanya nanti, ada sebagian anak yang tidak ikut berlatih, lalu kami bertanya  kenapa tidak ikut? Ia menjawab, aku nari morena kak.
C.   Perkembangan social
Siswa/I  PAUD TUNAS  KUALA memiliki interaksi social yang cukup baik, setiap anak mampu untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah, bahkan dengan kami pun mereka juga dapat berinteraksi dan beradaptasi dengan cepat.  Komunikasi antara siswa dengan guru juga baik, ketika guru sedang mengajar dengan perhatian mereka tidak terfokus, tetapi pembelajaran tetap dapat berjalan dengan baik. Guru-guru di sana juga menggunakan scaffolding dalam pengajaran, yaitu dukungan sementara untuk membantu anak menguasai sebuah tugas.

D.   Beberapa Karakteristik Umum Anak Usia Dini
Menurut hasil observasi  kami di PAUD TUNAS KUALA karakteristik anak usia dini meliputi :
1.      Unik. Setiap siswa yang satu dengan yang lainya itu berbeda-beda, kami mengamati dari prilaku siswa dalam mengikuti pelajaran dikelas dan di saat bermain di dalam kelas, terdapat anak yang aktif, pendiam, nakal, dan malu - malu.
2.      Egosentris, ini terlihat ketika ada anak yang memaksa temannya untuk bermain bersamanya sedangkan temannya itu tidak mau bermain dengannya tetapi ia terus memaksa.
3.      Aktif dan Energik pada anak – anak usia dini umumnya senang melakukan berbagai aktivitas misalnya saat gurunya memperagakan suatu gerakan mereka dengan semangat mengikuti, ini terlihat ketika siswa/i sedang berlatih menari untuk penampilan di acara wisudanya. Dan saat istirahat anak-anak banyak melakukan aktivitas bermain dengan fasilitas yang telah di sediakan.
4.      Rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal, ini terlihat ketika kami melakukan observasi dan mengambil video/foto siswa yang sedang berlatih di depan kelas, sebagian dari mereka menuju kami dan ingin melihat bagaimana cara kami menggunakan kamera.
5.      Spontan yaitu anak-anak relatif asli dan tidak ditutup-tutupi misalnya seorang anak mengganggu siswa lain, lalu siswa tersebut akan langsung marah.
6.      Senang dan kaya dengan fantasi yaitu anak senag dengan hal – hal yang imajinatif misalnya ketika ibu guru menyuruh siswa nya untuk duduk rapi dengan cara mengancam kalau tidak rapi, tidak boleh pulang.
7.      Masih mudah frustasi. Umumnya anak masih mudah frustasi, atau kecewa bila menghadapi sesuatu yang tidik memuaskan misalnya ketika ia diajak temannya bermain padahal dia sedang tidak ingin bermain, maka ketika ditarik tangannya dia akan menjerit.
8.      Daya perhatian yang pendek yaitu saat ibu guru menjelaskan kepada siswa tentang lingkungan anakk-anak banyak yang tidak memperhatikan ibu gurunya mengajar tetapi mereka asik mengobrol/bermain dengan teman nya sendiri.
9.  Semakin menunjukkan minat terhadap teman misalnya ketika teman nakal/pelit maka dia akan dijauhi oleh teman -temannya .

BAB IV
Kesimpulan
Karakteristik anak usia dini memang berbeda-beda dari yang satu dengan yang lain, sifatnya unik, aktif, energik, egois dan sebagainya memerlukan perhatian yang lebih dari keluarga, guru-guru, dan orang-orang di lingkungan sekitarnya. Apa yang mereka dengar dari apa yang kita ucapkan dan kita ajarkan kepada mereka, mereka akan mengingatnya secara mentah-mentah tanpa memilah dan memilih yang baik dan yang buruk, semua akan di tirunya. Perkembangan kognitif mereka memerlukan juga arahan dan bimbingan dari orang sekitar. Agar cara berpikir mereka bisa lebih fleksibel dan bisa menghargai perspektif orang lain.
Untuk memfasilitasi perkembangan anak usia dini dilakukan upaya berdasarkan potensi dan aspek antara lain fisik, intelektual (kecerdasan), emosi, sosial, dan spiritual.









BAB V
LAMPIRAN